Kita itu drama. Drama yang panjang dan sudah membuat jenuh
para penontonnya. Namun sebagai tokoh, mengapa kita masih saja melakoninya?
Apa mungkin kita ini cuma manusia-manusia hiperbol yang
menikmati konflik dalam kesehariannya. Tenggelam dalam anomali untuk mengisi
hati. Dan angan-angan tentang relasi yang wajar justru membuat hambar. Begitukah sayang? Begitukah kita?
Lalu katamu,
Untuk apa menjadi normal, bukankah yang terpenting jika kita
tetap kekal?
No comments:
Post a Comment